Oleh: Humamuddin
Namanya Rabi'ah bin Farrukh ar-Ray, seorang lelaki tabi'in yang sudah menjadi ulama hadits di usia yang sangat belia. Kita akan mulai dulu dari kisah ayahnya. Farrukh, yang mantan budak dari sahabat Rabi' bin Ziyad Al-Haritsi. Dengan berbekal harta ghanimah perang yang sangat banyak, ia akhirnya menikah dengan seorang wanita Madinah. Tak lama kemudian, lahirlah Ar-Rabi'ah. Tapi Farrukh harus segera meninggalkan istri dan anaknya untuk berjihad di medan pertempuran, maka ia titipkan uang 30 ribu dinar kepada istrinya guna keperluan mereka. "Ini untuk kalian, jika aku nanti tidak kembali kepada kalian, maka harta ini insya Allah mencukupi."
Singkat cerita, rombongan mujahidin sudah kembali dari perang, tapi tak ada kabar tentang Farrukh, hingga ada anggapan bahwa Farrukh telah meninggal dunia. Maka Ar-Rabi'ah kemudian diasuh oleh ibunya, juga ia belajar langsung kepada para ulama dari kalangan shahabat. Hingga akhirnya ia menjadi ulama besar.
Tiba-tiba, suatu malam kota Madinah dikagetkan dengan dua orang yang saling berkelahi. Seorang kakek berumur 60 an tahun bergulat melawan pemuda yang merupakan alimnya kota Madinah, Ar-Rabi'ah ar-Ray. Masyarakat berkerumun menyaksikan.
Kakek itu tertuduh memasuki rumah tanpa izin empunya. Sementara kakek tersebut menyangkal bahwa itu adalah rumah yang dibelinya dahulu kala. Nantinya orang-orang tahu kalau kakek itu adalah Farrukh, yang baru kembali dari perjalanan jihadnya yang panjang dan berliku setelah sebelumnya didaku meninggal dunia
Mengetahui Farrukh masih hidup, maka istrinya sangat bergembira, walaupun juga bingung jika nanti ditanya pertanggungjawabnya mengenai 30 ribu dinar titipan suaminya. Semuanya habis untuk biaya belajar Ar-Rabi'ah sudah. Malam itu, Farrukh masih belum tahu kalau anaknya adalah ulama besar hingga tiba pagi, sebakda ditunaikan shalat shubuh, ribuan orang kemudian mengelilingi majelis ilmu yang diampu oleh seorang muda berilmu dalam yang ternyata adalah putranya.
Bulir air mata kebahagiaan Farrukh tak lagi bisa dibendung setelah mengetahui Ar-Rabi'ah yang kini menjadi rujukan umat. Maka ia tak lagi mempermasalahkan tatkala istrinya melempar tanya, "Menurutmu, manakah yang kau pilih, anak kita mendapat kedudukan karena ilmu dan taqwanya, ataukah gemintang 30.000 dinar yang kau punya."
Hehe.. Oya, ada yang tahu berapa nilai 1 dinar? 1 dinar itu 4,25 gram emas 22 karat. Kalau 1 gram harganya 450 ribu rupiah. 1 dinar berarti sekitar 2 jutaan, anggaplah 2,1 juta.
Maka 30.000 dinar itu setara 63 Milliar. Bayangkan aja uang segitu habis hanya untuk belajar.. Luar biasa bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar