Oleh: Humamuddin
"Ruh-ruh itu seperti tentara yang saling berbaris rapi. Jika saling mengenali maka mereka akan cocok bersatu. Dan jika tidak saling mengenali maka mereka akan berpisah." Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah.
Unik jika kita tahu bagaimana asbabul wurud hadits ini. Disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad bahwa ketika Rasulullah hijrah ke madinah. Ikut hijrah pula seorang wanita yang hobinya membuat orang tertawa di Mekkah, dan di Madinah ternyata ia bergaul dengan para wanita yang juga hobi membuat orang tertawa. Maka Nabi pun menyabdakan hadits ini.
Sudah tabiat manusia memang untuk berkumpul dengan mereka yang punya kesamaan. Semakin banyak kesamaan diantara mereka, maka mereka akan semakin akrab dan menyatu. Sungguh, ruh-ruh diciptakan oleh Allah terlebih dahulu sebelum jasad dicipta. Maka ruh-ruh itupun saling mengenali sesamanya. Ia akan cenderung menyukai yang mencocoki tabiatnya, dan menjauhi yang berseberangan dengannya. Inilah makna hadits diatas.
Termasuk dalam urusan pertemanan pun kita tidak heran jika ada seseorang bisa sangat akrab dengan seorang yang baru dikenalnya. Padahal mereka belum pernah bertemu sama sekali sebelumnya. Seperti yang diceritakan dalam Tarikh Ibnu Asakir bahwa Harom bin Hayyan kaget tatkala Uwais menjawab salamnya seraya menyebut namanya padahal belumlah pernah mereka berjumpa sebelumnya. "Ruhku melihat ruhmu semenjak diriku berbicara dengan dirimu," ujar Uwais, "sesungguhnya ruh itu mempunyai nafas sebagaimana bernafasnya tubuh, dan sesungguhnya orang mukmin itu akan mengenali sebagian dengan sebagian lainnya, mereka saling mencintai dengan anugerah Allah bahkan sejak belum saling berjumpa."
Dalam urusan jodoh apalagi. Sejak di alam ruh, hati mereka sudah bertaut mesra. Maka tatkala di alam dunia. Mudah saja bagi mereka bersua dan mengenali. Mereka akan saling mencintai sesuai tabiat dan sifat masing-masingnya. Benarlah firman Allah dalam Al-Qur'an, "Perempuan yang keji untuk lelaki yang keji, dan lelaki yang keji untuk perempuan yang keji pula, dan perempuan yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik adalah untuk perempuan yang baik pula..," (Qs. An-Nur: 26).
Lebih lanjut, Malcolm Gladwell dalam Blink-nya menyatakan risetnya bahwa seringkali kesan yang terlintas di benak pertama kali, bisa mengalahkan penelitian yang menjelimet. Keputusan yang diambil dalam dua detik pertama seringkali sama bagusnya, bahkan lebih bagus dibanding hasil penyelidikan yang berlarut-larut. Ini berlaku dalam hal apapun. Sering kan kita tertarik membeli buku karena dua detik pertama kita melihatnya?
Termasuk dalam urusan pertemanan dan jodoh juga. Kita seringkali bisa merasa ada sesuatu yang menarik dari seseorang hanya dengan dua detik kita menatap pertama kali bukan? Walaupun kita belum tahu mendetail apa hal menarik itu, tapi kita sudah merasa tertarik. Disinilah mungkin salah satu hikmah disyariatkannya nadhor bagi calon mempelai. Masya Allah. Maka inilah dia, dua detik pertama yang amat menentukan itu. Dua detik yang membuat jiwa mengenali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar