Selasa, 21 Januari 2014

Nasihat Untuk Para Penghafal Al-Qur'an

Para penghafal Al-Quran adalah staf khususnya Allah dan keluarga-Nya dimuka bumi, Rasulullah SAW bersabda: "Sungguh Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia. Beliau ditanya: siapa mereka wahai Rasulullah? Beliau bersabda: Ahli Al Quran, mereka adalah keluarga Allah dan orang khususnya-Nya. (Hadits diriwayatkan oleh Ahmad, An Nasai, Ibnu Majah dan al Hakim)

Hmm.....tidak main-main, KELUARGA, tentunya yang dinamakan sebuah keluarga, apabila ada anggota keluarga yang membutuhkan atau meminta sesuatu, maka anggota keluarga lainnya akan berusaha sekuat tenaga untuk memberikan apa yang dibutuhkan, bagaimana kalau yang jadi keluarga kita adalah Allah...?

Luar biasa bukan ?? :-)

Nah, oleh karenanya... penghafal Al-Quran seharusnya menjaga sikapnya, hendaknya ia bertakwa kepada Allah dalam semua keadaan, bersikap waro' (berhati-hati atau waspada) dalam hal makan, minum, pakaian,serta perilakunya, tanggap terhadap zaman dan kerusakan penduduk dunia. 

Penghafal Al Quran harus menjadikan Al Quran sebagai teman dalam kesendiriannya, serta penghibur dalam kegalauannya, sehingga ia tidak berkurang dari hafalannya.

Dia mengingatkan orang-orang dalam beragama, menjaga lisanya. Bicaranya dikenal jauh dari hal-hal yang tidak bermanfaat, sangat takut akan lisannya melebihi takutnya terhadap musuhnya, menjaga diri dari hawa nafsu yang dapat membuat Allah murka, dan bergaul dengan Al-Qur'an untuk mendidik jiwanya. 

Ibnu Mas`ud r.a. berkata: "Penghafal Al Quran harus dikenal dengan malamnya saat manusia tidur, dan dengan siangnya saat manusia sedang tertawa, dengan diamnya saat manusia berbicara, dan dengan khusyu`nya saat manusia gelisah. Penghafal Al Quran harus tenang dan lembut, tidak keras, tidak sombong, tidak bersuara kasar atau berisik dan tidak cepat marah."

Fudhail bin 'iyadh rahimahullah mengatakan: "Pembawa (penghafal Al-Qur'an) adalah pembawa panji Islam, tidak selayaknya dia bergurau bersama orang-orang yang bergurau, tidak lalai bersama orang-orang yang lalai, serta tidak banyak bercanda bersama orang-orang yang banyak bercanda, sebagai bentuk pemuliaan terhadap hak Al Qur'an"

Maka, Seorang mukmin seharusnya tatkala membaca Al-Qur'an maka Al-Qur'an itu bagaikan cermin di matanya, ia merasa peringatan AIlah adalah peringatan bagi dirinya, ancaman dan siksa Allah membuatnya takut. 

Hanya orang-orang yang memiliki sifat seperti itulah--atau paling tidak dekat dengan sifat tersebut--yang akan diberi syafaat oleh Al-Qur'an dan Al-Quran menjadi saksi atas mereka.

Mudah-mudahan Allah SWT memberikan keistiqomahan dalam kebaikan dan menjadikan kita semua staf khususnya Allah Ta'ala, Aamiin :-)

Wallahu A'lam bis Shawaab.

Sabtu, 11 Januari 2014

All About Mawapres

Mawapres (Mahasiswa Berprestasi)… Apa itu?

Mawapres menurut Dikti yaitu, mahasiswa yang punya prestasi tinggi baik dalam kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler sesuai dengan kriteria tertentu….

Kalo banyak orang bilang, Mawapres itu Mahasiswa Paket Komplit, Apa aja bisa….. Studi oke, organisasi oke, berkarya oke, dan masih banyak yang oke lainnya, hehe…. :-)

Yang perlu diingat bahwa Mahasiswa berprestasi belum tentu teladan, tapi mahasiswa teladan pasti punya prestasi, makanya… orientasinya jangan cuma mau jadi mahasiswa berprestasi, tapi juga harus jadi TELADAN.. Oke? Sip…lah kalau begitu.

Jadi, jangan heran nanti kalau ngeliat Mawapres kok gitu ya ‘bentuk’ oranya, nggak Seideal yang kita bayangin, biasa aja,  mungkin suka bergurau, dll. Itu wajar saja… ;-)

Dulu emang trennya, kalo mau jadi Mawapres identik dengan:
1. Certificate Hunter,
2.  Mafia konferensi,
3.  Duta acara popular,
4.  Aktivis

Tapi, tren itu sekarang mulai berubah,,, dari yang dulunya Mawapres itu merupakan PENCAPAIAN sekarang berubah menjadi PENGAKUAN, kalo dulu harus punya sertifikat macem2 untuk salah satunya bisa jadi Mawapres, sekarang punya sertifikat segunung pun gak pakalan kepakai buat syarat jadi Mawapres, hehe…. :-)

Intinya… Mawapres itu adalah Pengakuan kalau memang kita Berprestasi….

Syarat ikut seleksi Mawapres:
1.  IPK minimal 2,75
2.  Usia maksimal 24 tahun
3.  Belum pernah jadi Finalis Tingkat Nasional

Indikator Penilaiannya:

1. IPK (Indeks Prestasi Kumulatif), dilampirkan per semester (bukan berarti yang bisa ikut seleksi hanya yang IPK nya bagus2,,, Jadi Jangan Khawatir ya,,, hehe). IPK ini hanya dipakai untuk seleksi tingkat fakultas dan universitas, nilai maksimal 20 % dalam penilaian. Tapi kalo udah masuk ke Nasional IPK nggak dinilai lagi kok.

2. KTI (Karya Tulis Ilmiah), kira-kira 20-30 halaman, ada tinjauan pustaka, tidak harus sesuai bidang (jadi anak FK nggak harus membahas tentang kedokteran, membahas masalah ekonomi, humaniora, dll pun boleh), dan karya tulis dinilai berdasarkan,

-   orisinalitas Ide, kemasan, penyampaian
-   versatilis, membumi, nyata, applicable
-   bahasa Indonesia, bertingkat (tema sama tapi terus diperbaiki mulai dari seleksi tingkat prodi,fakultas, universitas, dan nasional)

nilai maksimal 30 % penilaian, dengan rincian, makalah 40 % dan presentasi 60 %.

3. Ringkasan Karya Tulis Ilmiah, ditulis dalam bahasa Inggris/ Asing (Rusia, China, Perancis, Arab, Jerman), mencakup Latar belakang, rumusan masalah, 500 – 750 kata. Penilaian maksimal 25% dengan perincian 40 % ringkasan dan 60 % Diskusi.

Diskusi biasanya impromptu dalam bahasa Inggris/ Asing, dinilai dari bahan dan Tanya jawab serta kemampuan bicara bahasa Inggris/ Asing.

4. Daftar Prestasi/ Kemampuan yang diunggulkan,,, maksimal 10 prestasi terbaik (Penting…. Harus ada bukti sertifikat atau keterangan sejenis). Maksimal penilaian 25 %.

Yang termasuk penilaian juga adalah KEPRIBADIAN, meliputi: wawancara, berkas, psikologi, dll. Tes KEPRIBADIAN ini untuk memastikan kalau memang dia layak untuk menjadi Mawapres.

Nah,,,,,ada yang menarik saat tes wawancara kepribadian Mawapres UNS 2012, Mas Greget Kala Buana  pernah ditanya aneh “Kamu ikut Facial ya dik?”  “Kamu Perawatan, ya?”  “Kamu Model, Ya?” (mungkin gara-gara penampilannya yang 'eye catching', jadi pertanyaannya kayak gitu, wkwk..) :-)

Dia jawabnya,,, “Nggak kok, pak…Saya nggak pernah facial sekalipun, nggak perawatan juga, dan bukan model”. Cuma sayangnya, Mas Greget ini Cuma jadi Finalis Mawapres Nasional, Nggak sampe jadi Mawapres Nasional. Katanya… :-)

Terus Untuk hadiahnya apa?

Hmmm…. Nanti kalo lolos
-  Juara 1 fakultas, Rp 1.100.000,-
-  Juara 1 Universitas, Rp1.900.000,-
-  Bonus dari Jurusan, Rp1000.000,-  jadi, total 4 juta + Visit atau Best student Exchange ke Malasyia dan Thailand (Nggak mesti sih, tapi yang jelas 2 negara)

Terus nanti kalau maju ke nasional…….
-  Mawapres 1 Nasional, Rp 20.000.000,-
-  Mawapres 2 Nasional, Rp 15.000.000,-
-  Mawapres 3 Nasional, Rp10.000.000,-

Gimana…? Sudah ada gambaran kan?..... Mudah-mudahan bermanfaat :-)


Sabtu, 11 januari 2014