Jumat, 24 Juni 2016

Menyibak Butir Hikmah Dalam Taushiyah



Terkadang ketika kita datang, duduk menyimak pembicara, mengambil untai nasihatnya.. sebenarnya yang hendak kita gapai bukanlah ilmu baru yang ingin digapai dari sang pembicara.

Why? Toh.. kata yang diucap persis seperti yang pernah diucapkan orang. Kita sudah pernah mendengar itu berkali-kali. Ah. Itu mah biasa.. gitu mungkin yang kita pikirkan.

Walaupun begitu, mengapa kita tetap harus menjadi pendengar yang baik? Ada beberapa alasan..

1. Orang akan lebih senang bukan kalau bicaranya kita perhatikan? Kita bersabar mengikuti alur pikirnya, lalu terkadang kita sampaikan pertanyaan, pernyataan, atau bahkan apresiasi. Pun menyenangkan orang adalah sesuatu yang niscaya jika ingin mendapatkan yang serupa. Lebih-lebih jika kita niatkan untuk-Nya, tentu akan lebih berpahala!

2. Terkadang, dengan kita menjadi pendengar yang baik. Akan ada manfaat dan hikmah yang bisa kita ambil dari seseorang. Kita diciptakan Allah dengan dua telinga, dan satu mulut. Ini isyarat bahwa seharusnya kita lebih banyak mendengar daripada berbicara. Maka, beruntunglah sesiapa yang mampu bersabar mendengar. Berbahagialah mereka yang mampu mengosongkan 'gelas' nya ketika bertemu orang baru, menyingkirkan ego diri, hingga 'gelas' nya bisa terisi dengan pengalaman dan pengamalan baru. Maka seperti pesan Bob Sadino, "Kosongkan gelasmu saat bertemu orang baru!". Dan ini tidak mudah lho, coba aja praktikkan, lalu lihtlah apa yang terjadi...

3. Ketika kita menyimak untaian kata dari lawan bicara kita, atau pembicara di hadapan kita. Banyak hal yang bisa kita pelajari sebenarnya, mimik wajah, ekspresi, pilihan kata, permainan tangan, gerak-gerik, termasuk sopan santun dan adabnya. Itu semua bisa memperkaya style dan gaya kita dalam berbicara. Asyik kan.. hehe. Kita bisa belajar bagaimana adab dan kesantunan mereka. Ini yang lebih utama dari sekadar mendapatkan ilmu baru. Maka, disebutkan, konon mereka yang menghadiri majlis Imam Malik ketika membahas suatu ilmu, bukan hanya mereka yang ingin mengetahui ilmu baru, sebagian besar justru hanya ingin menyimak, belajar kesantunan dan akhlak dari beliau.

Wallahu A'lam

[Aula utama Masjid Nurul Huda UNS. Sabtu shubuh, 2 April 2016]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar