Jumat, 24 Juni 2016

"Bekerja dalam Diam, Melangit"



Dengan menyebut asma-Allah...
Dalam putaran roda kehidupan yang kita jalani, tak dapat dipungkiri, kita menjumpai banyak sekali tipikal orang. Dan semua orang pada dasarnya ingin selalu dihargai, ingin kehadirannya teranggap, dan sesekali waktu ia butuh akan sanjungan. Right?

Pula, pada dasarnya setiap orang sangat menghargai karya-karya baik, uluran bantuan yang tulus, serta berbagai bentuk kebaikan lain yang ditujukan padanya. Maka, tidak heran kalau kita telisik, seseorang yang mampu mencapai suatu hal diluar kesanggupan orang umumnya, ia akan teranggap luar biasa. Seseorang yang bisa melampaui batas yang banyak orang menganggapnya mustahil, ia akan dianggap hebat, bukan? Ya, karena yang demikian itulah tabiat manusia.

Dan selama kita bergerak, berbuat, dan melakukan kerja. Tidak mungkin tidak. Mereka yang berada di sekeliling kita tentu akan menyaksikan karya yang kita usahakan bukan? kalaupun mereka tidak melihat, minimal Allah lah yang akan melihat pekerjaan kita bukan? Maka, Alangkah beruntungnya mereka yang membangun pondasi laku-laku baiknya karena Allah dan Rasul-Nya. Alangkah beruntungnya mereka yang selalu menyandarkan semua urusannya hanya kepada-Nya.

"Dan berkatalah, Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui hal ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." [QS. At-Taubah:105]

Perlulah sekirannya kita belajar lebih untuk menata hati, menjaganya dari riak-riak kesyirikan dan riya', dan memupuk keikhlasan atas kerja-kerja yang telah kita lakukan. Nasihat Fudhail ibn ‘Iyadh rahimahullah mudah-mudahan mampu menjadi pengingat, ”Jika kamu mampu menjadi orang yang tidak terkenal, maka lakukanlah. Sebab apa kerugianmu bila kamu tidak dikenal? Apa kerugianmu bila tidak dipuji? Dan apa kerugianmu bila kamu menjadi orang yang tercela di hadapan manusia, tetapi terpuji di hadapan Allah?”

Bagaimanapun juga, tidak mengapa jikalau kita menampakkan laku-laku kebajikan. Mudah-mudahan ianya menjadi contoh dan inspirasi karena kebaikan itu menjalar dan tumbuh. Dan alangkah lebih baiknya jika kita mampu menjadi tidak terkenal karena sekali lagi, mudah-mudahan ianya lebih dekat dengan keikhlasan. Tentunya, itu semua perlu disesuaikan dengan realita yang ada. Wallahu A'lam. :-)

“Sesungguhnya Allah mencintai orang orang yang tidak menonjolkan diri, taqwa, & shalih. Apabila tidak hadir, mereka tak dicari cari. Apabila hadir mereka tak dikenali. Mereka bagaikan lentera lentera petunjuk yang menerangi setiap kegelapan.”
(HR. Al Mundziri dalam At Targhib wat Tarhib, hasan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar