Ada ungkapan dalam bahasa arab, "Faaqidusy syai' laa yu'thiihi", Orang yang tidak punya apa-apa, maka ia tidak akan bisa memberi sesuatupun. Begitupula, kalau kita nggak punya ilmunya, maka kita juga nggak bakalan bisa ngasih tahu ke orang lain kecuali setelah kita cari tau. :-)
Iseng-iseng, saya heran pengen tahu dari mana sih asal usul kata 'ya ampun' dan 'astaga'. Dua kata ini biasanya diucapkan orang kalau merasa ada hal yang tidak biasa, menakjubkan, atau malah ketika mendapatkan hal yang tidak menyenangkan.
"Astaga is an expression, the literal meaning is like oh my God, oh
God, gosh, gee etc. You say astaga when you are surprised by something".
kira-kira seperti itu maksudnya, 'astaga' ini sendiri punya kemiripan
dengan 'astaghfirullah' yang merupakan bentuk permohonan ampun kepada
Allah.
Sementara 'ya ampun', kalau kita telisik dalam bahasa arab, 'ya' merupakan 'harfun nida' (kata panggil) yang berfungsi untuk memanggil, berati orang yang mengatakan 'ya ampun', secara nggak langsung ia memangil si ampun yang tidak jelas siapa itu. Tapi yang jelas, ada kemiripan dengan ungkapan 'ya Allah', yang bisa dimaknai sebagai bentuk ketundukan seorang hamba kepada Allah.
Nah, entah ada hubungannya dengan 'astaghfirullah' dan 'ya Allah' atau tidak, saya juga belum tahu, bisa jadi itu merupakan kata serapan dari bahasa arab karena mayoritas rakyat Indonesia beragama islam. Orang indonesia kan pengennya ngucapin yang gampang-gampang, seperti 'roo'iyyatun' yang artinya rakyat, 'kursiyyun' yang artinya kursi, 'shondalun' yang artinya sandal/bakiak, 'shoobunun' yang artinya sabun, 'mumkinun' yang artinya mungkin, dan masih banyak lagi, :D
Yang saya garis bawahi, sebagai seorang muslim, sebaiknya memang kita menggunakan istilah dan ungkapan yang berasal dari islam juga, 'astagfirullah' dan 'ya Allah' dan yang semisalnya. Bukan apa-apa, yang saya takutkan adalah jika ternyata pengucapan 'ya ampun' dan 'astaga' dan semisalnya malah akan menjauhkan umat islam dari agamanya sendiri, malah akan membuat umat islam tidak kenal dengan ajaran Islam yang ternyata sangat lengkap.
Disamping itu, seorang muslim yang bangga menggunakan atribut keislamannya, gembira ketika bisa menerapkan aturan islam, dan mencukupkan diri dengan apa yang datang dari sisi Allah. Maka, ia termasuk mereka yang mengagungkan syiar-syiar Nya, dan itu tidak muncul melainkan dari hati orang yang bertakwa.
Hehe... udahlah, jangan dibuat pusing, Wallahu A'lam bish showab :))
..."Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati." [Q.S. Al-Anbiya': 32]
Sementara 'ya ampun', kalau kita telisik dalam bahasa arab, 'ya' merupakan 'harfun nida' (kata panggil) yang berfungsi untuk memanggil, berati orang yang mengatakan 'ya ampun', secara nggak langsung ia memangil si ampun yang tidak jelas siapa itu. Tapi yang jelas, ada kemiripan dengan ungkapan 'ya Allah', yang bisa dimaknai sebagai bentuk ketundukan seorang hamba kepada Allah.
Nah, entah ada hubungannya dengan 'astaghfirullah' dan 'ya Allah' atau tidak, saya juga belum tahu, bisa jadi itu merupakan kata serapan dari bahasa arab karena mayoritas rakyat Indonesia beragama islam. Orang indonesia kan pengennya ngucapin yang gampang-gampang, seperti 'roo'iyyatun' yang artinya rakyat, 'kursiyyun' yang artinya kursi, 'shondalun' yang artinya sandal/bakiak, 'shoobunun' yang artinya sabun, 'mumkinun' yang artinya mungkin, dan masih banyak lagi, :D
Yang saya garis bawahi, sebagai seorang muslim, sebaiknya memang kita menggunakan istilah dan ungkapan yang berasal dari islam juga, 'astagfirullah' dan 'ya Allah' dan yang semisalnya. Bukan apa-apa, yang saya takutkan adalah jika ternyata pengucapan 'ya ampun' dan 'astaga' dan semisalnya malah akan menjauhkan umat islam dari agamanya sendiri, malah akan membuat umat islam tidak kenal dengan ajaran Islam yang ternyata sangat lengkap.
Disamping itu, seorang muslim yang bangga menggunakan atribut keislamannya, gembira ketika bisa menerapkan aturan islam, dan mencukupkan diri dengan apa yang datang dari sisi Allah. Maka, ia termasuk mereka yang mengagungkan syiar-syiar Nya, dan itu tidak muncul melainkan dari hati orang yang bertakwa.
Hehe... udahlah, jangan dibuat pusing, Wallahu A'lam bish showab :))
..."Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati." [Q.S. Al-Anbiya': 32]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar