Jumat, 24 Juni 2016

"Semua Bermula dari Al-Qur'an"



Al-Qur'an adalah sumber keberkahan hidup, dan banyak orang sudah membuktikannya dari generasi ke generasi. Siapa yang mendahulukan prioritasnya pada Al-Quran, maka pasti Allah akan angkat derajatnya dengan Al-Qur'an. Nah, disini saya hendak menyajikan sebuah kisah, yang mudah-mudahan bisa diambil pelajaran dan manfaat darinya.

Anda pernah denger nama Ust.Yusuf Mansur kan? saya rasa hampir semua umat muslim di Indonesia pernah mendengar namanya. Allah memang memberikannya amanah berupa popularitas untuk tujuan dakwah yang lebih luas, Kalau kita perhatikan, beliau ini terkenal karena dua hal, yang pertama Al-Qur'an, dan yang kedua sedekah. Ya, beliau seorang hafidzul Qur'an (Mudah-mudahan Allah menjaga beliau) yang menggiatkan diri dengan tahfidzul Qur'an hingga ke pelosok Indonesia, kemudian beliau juga ahlinya 'ngompori' orang untuk sedekah. Masya Allah!

Nah, apa sih rahasia beliau hingga bisa seperti itu? Ternyata itu semua bermula dari orang tuanya, terutama ibunya. Dan kalau kita telisik, Yusuf Mansur itu ternyata bukan nama asli beliau, kalau dilihat di KTP, nama asli beliau adalah Jam'an Nurkhatib Mansur, sedangkan Yusuf adalah nama panggilan sayang dari Ibunya. Jam'an NurKhatib artinya orang yang mengumpulkan cahaya para khatib, orang tuanya sengaja memeberikan nama itu dengan harapan anaknya mampu menjadi da'i yang mampu menghimpun semua kelebihan-kelebihan yang dimiliki para khatib. Masya Allah (Ini sekaligus menjadi nasihat bagi para orang tua dan calon orang tua agar memberikan nama terbaik untuk anak-anaknya kelak, hehe)

Hal yang paling membuat perubahan pada diri Yusuf Mansur adalah perkataan Ibunda beliau kepadanya saat masih kecil, "Yusuf, Ibu ingin ketika ibu kelak meninggal dunia, ibu menghadap Allah, kemudian Allah berkata, "Wahai hambaku, apakah yang kamu bawa menghadapku?", kemudian ibu mengatakan, "Ya Allah, hamba tidak membawa apapun menghadapmu, hamba hanya membawa anak yang hafal Al-Qur'an, menantu yang hafal Al-Qur'an, dan cucu yang hafal Al-Qur'an". Maka Yusuf, kalau kamu ingin membahagiakan ibu, hafalkanlah Al-Qur'an, Nikahlah dengan perempuan yang hafal Al-Qur'an, dan didiklah anakmu kelak dengan Al-Qur'an, dan ibu akan sangat bangga sekali denganmu, dan itu adalah kebahagiaan buat ibu, nak." (Bukan bermaksud 'ngompor-ngompori' lho ya, tapi kalau ada yang merasa 'terkompori', mudah-mudahan itu lebih baik, hehe :-) ).

Masya Allah.. nasihat ibunya lah yang kemudian membuat beliau menjadi seperti sekarang. Bukan gelar sarjana lah yang kemudian menjadikan Yusuf Mansur terkenal, tapi Al-Qur'an. Ya Al-Qur'an lah yang akan menjadi penuntun hidup. Al-Qur'an lah yang kemudian akan menjadi cahaya di dalam dada orang-orang yang berkomitmen dengannya, dan juga sekali lagi, ianya akan mengangkat derajat seseorang di dunia dan akhirat, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum dengn kitab ini (yakni Al-Quran) dan merendahkan kaum lainnya dengannya.” [H.R. Muslim dari shahabat Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu 'anhu]

Yang perlu kita garis bawahi pula adalah, bahwa saat kita berhasil dan sukses, sesungguhnya yang berhasil adalah orang tua dan guru-guru kita, Do'a-doa mereka lah yang kemudian memudahkan setiap langkah kita, maka tidaklah pantas kiranya kemudian kita membangga-banggakan diri atas raihan dan capaian kita.

Ya Allah. Ya Rahman Ya Rahiim.. karuniakanlah kepada kami kecintaan terhadap Al-Quran, Jadikanlah kami orang yang mencintai dan dicintai Al-Qur'an, Merindui dan dan dirindu Al-Qur'an. Mengenali dan dikenali Al-Qur'an, Ya Allah mudahkanlah kami untuk memabaca dan memahami Al-Qur'an, di rumah kami, di universitas dan tempat kerja kami, di surau dan langgar kami, di kios dan toko kami, dan dimanapun serta kapan pun.

Ya Allah, jadikanlah kami Ahlul Qur'an, Jadikanlah ia petunjuk, rahmat, dan cahaya di mata, pikiran, dan hati kami. Aamiin :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar