Tampilkan postingan dengan label TAHSIN & TAHFIDZ. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TAHSIN & TAHFIDZ. Tampilkan semua postingan

Jumat, 07 Oktober 2016

[Berprasetia]



Banyak yang sehari nambah sehalaman, ada yang sehari dua halaman, ada yang tiga halaman, bahkan ada yang sembilan halaman sehari. Tapi, ada juga yang sebaliknya, sehalaman per dua hari, per tiga hari, bahkan ada yang per lima hari sehalaman. Walhamdulillah.. 😀😀

Dalam Tahfidhul Qur'an, yang penting bukan seberapa cepat selesai dan hafal. Tak masalah jika kau terseok-seok, berkelindan dalam duka dan tangis menghafalnya. Tak masalah jika kau harus menangis dan bersedih karena satu ayat yang sulit kau hafal. Insya Allah itulah tangis yang akan membelamu kelak di hari kiamat.

Di hari itu, saat kau khatamkan hafalanmu, pastilah itu salah satu hari terbaikmu. Mulai saat itulah, tanggung jawabmu sebagai pengemban Al-Qur'an dimulai. Maka tetaplah berprasetia dengan prinsip Qur'ani. Berprasetialah dengan nama Allah untuk terus menjaga hafalanmu, untuk berjuanglah agar perilakumu bersesuaian dengan Al-Qur'an walaupun sulit, untuk tidak saling berbangga dengan indahnya suara atau kuatnya hafalan, dan tidak mencari dunia dengannya.

Mudah-mudahan Allah menolongmu.. 😊😊

[PERMEN]

Oleh: Humamuddin

Bagi saya, permen merupakan hal yang istimewa. Ianya punya kenangan tersendiri. Hehe.. Saya masih ingat di hari ketika teman saya, panggil saja Aulia, menyelesaikan setoran halaman terakhirnya, menggenapi 30 juz hafalannya. Aulia ini bocah pertama yang khatam di kelompok kami berdua belas. Masih kelas 3 SD waktu itu.

"Alhamdulillah, ini kan kamu udah khatam, Aulia," kata ustadz Ahmad sambil tersenyum, lalu melirik-lirik ke kami, "Syukuran dulu dong, hehe.. Ya paling gak pake permen, temennya dibagi satu-satu sana."

"Oh ya, Siap, tadz," temen kami yang satu ini lalu pergi ke koperasi pondok, membeli beberapa bungkus permen, kemudian dibaginya pada kami semua berdua belas. Riuh rendah kami menikmati syukuran sederhana tersebut. Dan akhirnya kegiatan ini menjadi tradisi di kelompok kami, setiap ada yang khatam, minimal syukurannya bagi-bagi permen. Hehe.. 😀

Lain waktu lagi, di suatu siang ketika kami sedang bersama, teman saya mengeluarkan permen dari sakunya. Hanya satu permen, sedang kami berempat. Maka ditaruhlah permen tadi di bawah kaki kursi. Dan Kress, kress.. hancurlah permen tersebut. Kami bagilah ia jadi empat, hingga masing-masing akhirnya merasakan permen tersebut. Haha..

Memang bukan seberapa besar nilainya, tapi yang penting esensi ukhuwahnya bukan? Begitulah, sejatinya dalam hidup, kita tidaklah perlu bermuluk-muluk dengan tampakan dan lihatan luar, justru fungsilah yang perlu kita perhatikan. Kalau memang hanya tersedia yang sederhana, mengapa kita harus paksakan yang tidak ada? 😊

[Rekapan Hafalan]



Kalau pegawai kantoran, mungkin hal paling dinanti adalah awal bulan saat gajian bukan? Hehe...😂😂Nah, kalau pembimbing tahfidz, hal paling dinanti dan yang sangat menggembirakan adalah saat akhir bulan. Kenapa? Karena akhir bulan adalah saatnya merekap hafalan santri. 

Rasanya ada kepuasan tersendiri tatkala melihat hasil pencapaian mereka bagus-bagus. Kepuasan ini pasti dirasakan semua guru. Yah, seperti puasnya seorang dokter kalau pasiennya bisa sembuh bahkan tetap sehat. Seperti itulah.. dan kepuasan ini saya rasa tidak akan bisa dibeli. Hehe.. Senang sekali rasanya tatkala para santri ini bisa nambah hafalan setengah juz, satu juz, bahkan hampir dua juz dalam sebulan. Dan hafalannya lancar, Masya Allah.

Oya.. jangan dikira para santri ini kerjaannya hanya tahfidz, mereka juga masih harus sekolah formal, menguasai materi eksak, materi kepondokan, juga materi depag. Dan ada juga kegiatan pondok lainnya yang padat dan menguras tenaga. Maka, kalau di tengah kesibukan itu, mereka mampu nambah hafalan segitu. Ini prestasi. Luar biasa..

Trus, kalau sebulan bisa nambah satu juz, kemudian anggaplah waktu efektif dalam setahun adalah 10 bulan, maka setahun bisa dapet 10 juz. Insya Allah 3 tahun khatam dan mutqin. Selesai dan lancar hafalannya. Memang ada yang bisa lebih cepet waktu khatamnya, dua tahun, setahun, bahkan 40 hari pun ada. Tapi rata-rata untuk bisa mutqin dan lancar hafalannya, butuh waktu sekitar 3 tahun. Bi idznillah. Memang butuh perjuangan, begadang untuk hafalan, dan seterusnya. Dan alhamdulillah tahun lalu ada 2 anak didik saya yang selesai 30 juz.

Mudah-mudahan Allah berikan kemudahan dan kelancaran bagi mereka yang serius menghafalkan kalamullah. "Saya doakan antum semua cepet selesai hafalannya dan lancar ya. Kalau antum mutqin, antum lah yang pertama seneng, baru orang tua antum, baru kemudian yang membimbing." Baarokallahu fiikum 

Minggu, 10 Juli 2016

Wasiat Guru Kami, Alm.KH.Muhammad Arwani, Kudus


Innalladziina Yubaayi'unaka innama yubaayi'uunallah. Yadullahi fawqo aidiyhim. Waman nakatsa fainnama yankutsu 'alaa nafsihi. Waman awfaa bimaa 'aahada 'alaihullaaha fasayu'tiihi ajran 'adhiimaa.

{"Sesungguhnya orang-orang yang berjanji setia kepadamu (Muhammad), sesungguhnya mereka hanya berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar." [QS. Al-Fath: 10]}

Shadaqollahul 'adziim, wa ballagho rasuuluhul kariim, wa nahnu 'alaa dzaalika minasy syaahidin. Qaalallahu subhaanahu wa ta'ala fii kitaabihil 'adzhiim, wa laa tasytaruu bi aayaatii tsamanan qoliilaa.

{"Telah benarlah Allah Yang Maha Agung, Rasul-Nya yang mulia telah menyampaikan, dan kami terhadap yang demikian itu termasuk orang-orang yang menyaksikan. Allah subhaanahu wa ta'ala telah berfirman di dalam kitab-Nya yang agung, 'Dan janganlah kamu membeli (menukarkan) ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah,' [QS. Al-Baqoroh: 41]}

Kabeh anak putuku santri Al-Qur'an, sing isih sinau ono pondokku kene, utowo sing wis boyong muleh neng omahe dewe-dewe. Aku, gurumu Al-Qur'an, ngestuake dawuh wasiate guruku Al-Qur'an, mbah kiyai Munawwir, Allahu yarhamuhu.

{"Semua anak cucuku, santri Al-Qur'an, yang masih belajar di pondok pesantrenku disini, atau yang sudah pindah pulang ke rumah masing-masing. Aku, gurumu Al-Qur'an, melaksanakan perkataan wasiat guruku Al-Qur'an, mbah kiyai Munawwir, semoga Allah merahmatinya."}

Aku lan guruku, ora ngrilani yen ono anak putu santri Al-Qur'an, kang melu-melu daftar moco Al-Qur'an kanggo luru dunyo. Podo ugo lantaran nganggo musabaqoh tilawatil qur'an, utowo musabaqoh ajwadi huffadhil qur'an, utowo nganggo coro-coro liyane. Dados, musabaqoh ingkang dipun sebatake teng mriki meniko namung contoh, ingkang baken meniko al-qur'an mboten pareng dipun ginakake kangge kepentingan dunyo, dipun dawuhake, utowo nganggo coro liya-liyane.

{"Aku dan guruku, tidak rela jika ada anak cucu santri Al-Qur'an, yang ikut-ikutan daftar membaca Al-Qur'an dengan tujuan untuk mencari dunia. Baik itu melalui Musabaqoh Tilawatil Qur'an, atau Musabaqoh Ajwad Huffadzil Qur'an, atau menggunakan cara-cara lainnya. Jadi, musabaqoh yang disebutkan disini itu hanyalah contoh, yang baku (pokok) adalah Al-Qur'an tidak boleh digunakan untuk kepentingan dunia, dikatakannya, atau menggunakan cara lain-lainnya."}

Sak terasipun, mulo songko iku kabeh, mulo anak putuku santriku kakung putri, kang ora ngestuake wasiatku iki, ora tak daku anak putu santriku dunyo akhirat, lan ora didaku putro wayahe mbah kiyai munawwir almarhum. Jalaran, guru iku. Gu, kudu digugu dawuhe, Ru, kudu ditiru tindake.

{"Kemudian selanjutnya. Oleh karena itu semua, maka anak cucu santriku, baik laki-laki ataupun perempuan, yang tidak melaksanakan wasiatku ini. Tidak aku anggap anak cucu santriku, baik di dunia, maupun akhirat. Dan tidak dianggap putra cucunya mbah kiyai Munawwir, Almarhum. Karena pada dasarnya, guru itu. Gu, kudu digugu dawuhe (Gu, harus ditaati perkataannya), Ru, kudu ditiru tindakke (Ru, harus ditiru perbuatannya)"}

Cukup semene wasiatku, supoyo podo diestuake temenanan. Wassalam.
Turaabul Aqdam. Ramamu. Muhammad Arwani Al-Kudusy.

{"Cukup sekian wasiatku, supaya kalian semua sama-sama melakukannya dengan sungguh-sungguh. Wassalam.
(Seorang yang hanya seperti) Debu yang di kaki. Bapakmu. Muhammad Arwani Al-Kudusy"}

_________
Note: 

Yang beliau tekankan adalah tidak boleh menggunakan Al-Qur'an untuk mencari kenikmatan duniawi. Baik berupa harta, tahta, maupun wanita, karena hal ini sama saja dengan menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang rendah. Wal iyadzu billah. Termasuk dalam hal ini, mengikuti lomba tahfidz, MTQ, dan yang semisalnya jika disertai dengan niatan mencari dunia, maka juga tidak boleh. Adapun jika mengikuti lomba-lomba tahfidz dan yang semisalnya dengan tujuan untuk menjaga hafalan, atau untuk menampakkan syiar islam misalnya, tanpa disertai niatan untuk mencari dunia. Maka, insya Allah tidak mengapa. Apalagi jika dengan ikut musabaqoh tahfidz ini ada manfaat untuk umat yang jauh lebih besar. Tetapi, tetap saja, kita harus selalu meneliti niatan, karena bersitan niat ini sangat halus. Jangan-jangan masih ada niatan yang kurang ikhlas, kurang benar, melenceng, dan lain-lain. Wallahul Musta'an.

Begitu pula dalam hal lain, tidak hanya dalam masalah mengikuti lomba tahfidz saja. Apapun bentuk aktivitasnya, seorang penghafal kalamullah tidak boleh menjadikan Al-Qur'an sebagai sarana untuk mencari dunia, untuk menuruti hawa nafsunya, dan memperoleh kesenangan dunia semata. Misalnya, menyembunyikan kebenaran dan mengatakan yang salah itu benar hanya untuk mencari dunia, menipu orang-orang awam untuk menguras harta mereka dengan dalih bacaan Al-Qur'annya bisa menyembuhkan penyakit, mendatangkan kebaikan, menolak musibah, dan seterusnya. Yang seperti ini semanya adalah terlarang. Wal iyaadzu billah.

Walaupun begitu, boleh bagi seorang penghafal Al-Qur'an untuk mengambil upah karena telah mengajarkan Al-Qur'an. Bahkan, diantara para shahabat Rasulullah ada yang menjadikan mahar pernikahannya berupa hafalan Al-Qur'an. Ini tidak mengapa. Tapi tetap perlu diketahui, bahwa yang dimaksud mahar berupa hafalan Al-Qur'an adalah bahwa kelak, sang suami tetap harus mengajarkan hafalan Al-Qur'an kepada istrinya, bukan sebatas membacakan Al-Qur'an saja. Karena sekali lagi, seorang yang mengajarkan Al-Qur'an, dia boleh menerima upah atau harta atas jasanya. Dan karena boleh menerima harta inilah, maka kemudian diperbolehkan memberikan mahar berupa hafalan Al-Qur'an, dengan syarat harus mengajarkan Al-Qur'an juga sebagai jasa. Wallahu A'lam.

Mudah-mudahan Allah jadikan Al-Qur'an hujjah (alasan) pembela bagi kita semua kelak di hari kiamat. Bukan malah menjadi hujjah (alasan) yang akan memusuhi kita di akhirat. Aamiin.

***Oya, betewe, file audio wasiat KH. Muhammad Arwani, rahimahullah, bisa didownload di link berikut 
http://bit.ly/WasiatKiyaiArwaniAmin


Jumat, 24 Juni 2016

Pemanasan Menyambut Musim Semi Al-Qur'an




Alhamdulillah, lebih kurang sepekan lagi insya Allah kita akan berjumpa dengan bulan Ramadhan, bulan yang disebut dengan Syahrul Qur'an (bulan Al-Qur'an), yang mana puncaknya adalah adanya lailatul qadr. Bulan dimana Rasulullah me-muroja'ah (mengulang setoran) hafalan Al-Qur'a nnya secara langsung kepada malaikat jibril 'alaihissalam. Bulan dimana para salafush shalih, para pendahulu kita yang shalih 'pol-polan' dengan tilawatul Qur'an.

Inilah istimewanya Al-Qur'an. Al-Qur'an itu mulia. Maka, apapun yang terkait dengan Al-Qur'an akan kecipratan mulia, akan ketambahan berkahnya. Dan Ramadhan adalah salah satu yang mendapatkan efeknya. Ramadhan mulia karena di dalamnya diturunkan Al-Qur'an. Madinah dan Makkah menjadi dua kota yang mulia karena di kedua nya lah diturunkan Al-Qur'an, ada surat makiyyah dan madaniyyah bukan? Para penghafal Al-Qur'an itu juga menjadi mulia dan beroleh keistimewaan karena apa? Ya karena Al-Qur'an. Umat islam ini pasti akan kembali menjadi mulia dan terhormat jika kembali kepada Al-Qur'an. Sayangnya, saat ini rasanya kita masih jauh. Jauh... (sad)

Nah, apa yang dilakukan para sahabat, taabi'in, dan taabiut-taabi'in untuk menyambut bulan ramadhan? Mereka persiapan dulu, dan persiapannya nggak main-main lho. Bersebab ingin bisa banyak baca Al-Qur'an di bulan Ramadhan, mereka dari bulan sya'ban sudah latihan banyak baca Al-Qur'an dulu. Imam Malik, gurunya Imam Syafi'i, beliau ini sehari-harinya mengajarkan ilmu, mengisi kajian ta'lim, dan seterusnya. Kalau sudah mendekati bulan Ramadhan, beliau liburkan semua aktivitas ta'limnya, pengajiannya dihentikan dulu, beliau memfokuskan diri membaca Al-Qur'an. Ya, Pemanasan dulu, banyak-banyak baca Al-Qur'an. Kenapa seperti itu? Ibaratnya kalau kita mau main bola, biasanya pemanasan dulu kan? Gak langsung main, supaya gak kram otot kaki kita. Begitu juga dengan tilawah Al-Qur'an. Orang kalau gak biasa tilawah, baru baca 2 halaman rasanya udah gak sabar, pengennya buka gadget atau tab mulu, ya nggak? Makanya supaya kuat dan tahan lama tilawah Al-Qur'an, perlu dilatih..

Kalau kita tahu bagaimana para sahabat dan orang-orang shalih memanfaatkan Ramadhan mereka, kita akan nangis, malu, merasa gak ada apa-apanya. Astaghfirullah... Disebutkan bahwa Az-Zuhry, seorang taabi'in, ketika datang bulan Ramadhan, maka beliau meninggalkan segala aktivitas dan ibadah lainnya, dan hanya fokus pada 2 ibadah, apa itu? Memberikan makanan untuk orang yang berpuasa, dan Membaca Al-Qur'an. Para shahabat dan tabi'in ketika bulan Ramadhan, seakan mereka 'resign' sementara dari aktivitas lain, dan fokus untuk membaca dan mengkhatamkan Al-Qur'an setiap 3 malam sekali. 3 hari khatam sekali, bro.. Bahkan banyak dari mereka yang khatam setiap 2 malam, artinya sehari 15 juz Al-Qur'an dibaca. Dan kalau sudah masuk 10 hari terakhir Ramadhan, mereka lebih semangat lagi, sehari semalam khatam sekali. Jadi kalau ditotal, minimal selama bulan Ramadhan para shahabat dan tabi'in itu khatam minimal 20 kali.

Itu minimal lho ya.. Imam Syafi'i itu khatam Al-Qur'an 60 kali dalam Ramadhan, sehari 2 kali khatam, dan yang lebih fantastis. Imam Syafi'i biasa mengkhatamkan Al-Qur'an dalam sholat. Bahkan, Utsman bin Affan itu biasa mengkhatamkan Al-Qur'an dalam satu raka'at. Nggak main-main. Kalo kita baca Al-Qur'an di luar sholat kan masih bisa sambil baca mushaf, diselingi minum, tolah-toleh, dan lain sebagainya. Lha kalo sholat, gak bisa bro.. harus fokus. Batal kalo gerak-gerak mulu..

Yang lebih keren lagi, Ibnu Abbas itu biasa mengkhatamkan Al-Qur'an di bulan ramadhan antara maghrib dan isya'. Kan cuma singkat waktunya, kok bisa? Bisa lah.. gini soalnya, kalo di Arab, pas musim panas itu maghribnya jam 7, isya'nya jam 10 malam. Nah, sunnahnya, sebenarnya sholat isya' itu diakhirkan hingga agak malam hari (sekira jam 12 atau jam 1 malam) Rasulullah pernah mengakhirkan jama'ah sholat isya' hingga pertengahan malam, sampai-sampai para sahabat lelah menanti beliau di masjid. Akan tetapi, jika mengakhirkan sholat isya' ini dinilai malah akan memberatkan kaum muslimin yang lain untuk berjama'ah sholat isya' karena misalnya sudah seharian bekerja, dan seterusnya, maka dianjurkan tetep sholat isya' di awal waktu. Nah.. para shahabat dulu, mereka biasa mengakhirkan sholat isya' berjama'ah ini karena sunnah. Ini disebut Al-'atamah. Dan sekali lagi, Ibnu Abbas biasa mengkhatamkan Al-Qur'an diantara maghrib dan isya' ini. Masya Allah..

Inilah kesungguhan para shahabat, tabi'in, dan taa biut taabi'in dalam memanfaatkan waktu di bulan Ramadhan. Mereka fokus pada siang hari menahan lapar dan syahwat, serta pembatal puasa lainnya. Dan pada malam hari fokus menahan kantuk untuk tidak tidur guna mengkhatamkan Al-Qur'an. Barulah jika seperti ini, karena lelah membaca Al-Qur'an hingga tertidur, dikatakan tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah. Jadi, bukan tertidur setelah sholat shubuh karena kekenyangan saat sahur, Hehe..

Tentunya yang dimaksud 'resign' dari semua aktivitas dan fokus membaca Al-Qur'an di bulan Ramadhan bukan kemudian menelantarkan pekerjaan dan tugas yang lain. Tetap melakukan pekerjaan rumah, tugas akdemik, bekerja, dan aktivitas harian biasa dengan optimal. Ditambah dengan menyediakan waktu khusus setiap harinya yang digunakan fokus untuk mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak-banyaknya. Tidak malah disibukkan dengan berbagai jadwal acara buka bersama tiap harinya, dan 'ngabuburit' yang malah seakan penuh kesiaan, nanya diisi dengan canda tawa. Jauh dari meneladani pendahulu-pendahulu kita yang shalih. Shaalihin dan shaalihaat. Wallahul musta'an. Na'udzu billah...

Terakhir, ada sebuah hadits yang menarik terkait dengan hal ini, bahwa puasa dan membaca Al-Qur'an akan memberikan syafaat kepada pelakunya di hari kiamat nanti. Telah shohih tersebut dalam hadits Abdullah bin Umar, diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Puasa dan Al-Qur’an keduanya akan memberi syafaat kepada hamba Allah pada hari kiamat. Puasa berkata: 'ya Allah, aku menghalanginya dari makan, minum dan syahwat di siang hari, maka berilah syafaat untuknya karena aku'. Al-Qur’an pun berkata: 'ya Rabbi, aku telah telah menahannya dari tidur di malam hari (karena membaca aku), maka berilah ia syafaat karena aku”.

Maka, yuk pemanasan dulu, persiapan, dan latihan banyak-banyak baca Al-Qur'an dulu. Televisi diliburkan sejenak dulu. Mudah-mudahan dengan begitu, Ramadhan kita kali ini menjadi Ramadhan yang penuh berkah, insya Allah. Aamiin

Download Gratis Murottal Humamuddin #MurottalHumamuddin


~H14 Ramadhan~

Alhamdulillah.. dengan pertolongan dan izin-Nya, selesailah rekaman murottal 30 Juz, yang sebenarnya ditargetkan rampung awal bulan ramadhan. Yah.. gakpapa.

Murottal ini sudah dipisahkan per surat file-filenya, totalnya sekitar 360 Mb. Silakan bisa diunduh di link berikut: http://bit.ly/MurottalHumamuddin Semoga bermanfaat! :-)
.

.
"Ya Allah,sungguh aku takut jika amal ini menjadi tidak ikhlas karena-Mu.

Ya Allah, sungguh aku khawatir jika aku termasuk orang yang kau katakan kelak kepadanya di hari kiamat, "Dusta, kau melakukan hal itu agar kau disebut Qori' dan kau sudah mendapatkannya", lalu dicampakkanlah orang tersebut pertama kali ke neraka-Mu.

Ya Allah, jadikan amalku segalanya ikhlas karena mengharap wajah-Mu, dan jadikanlah ini sebagai simpanan amal jariyah bagi kedua orang tuaku. Lapangkanlah kubur bapakku dan berikanlah kepadanya derajat yang tinggi di sisi-Mu.

Ya Allah, Berikanlah orang tuaku dan guru-guruku sebaik-baik balasan dari sisi-Mu. Engkau lah Dzat Yang Maha Memberi."

Kawan-kawan, tolong doakan saya juga ya agar diberikan istiqomah dalam kebaikan. Mudah-mudahan berbalas kebaikan pula kepada kalian.. Baarokallahu fii Umuurikum :""

Tergantung Kesetiaanmu Kepada Al-Qur'an




Sore ini, saya ditemui seseorang yang usianya kira-kira 10 tahun diatas saya, setelah sebelumnya ia menyelesaikan setoran hafalannya. Dengan penuh berseri, ia melemparkan tanyanya,

"Ustadz, saya itu kalau nambah hafalan gampang, tapi kok kalau murojaah itu sulitnya minta ampun, kok gampang lupa ya tadz, kenapa ya?"

Saya katakan, "Hehe, nggak papa.. itu tanda kalau kita masih normal. Allah sengaja kasih kita gampang lupa supaya kita sering-sering muroja'ah hafalan.

Coba seandainya Allah berikan kita tidak pernah lupa. Saya takut jangan-jangan kita malah akan jauh dengan Al-Qur'an, tidak pernah membaca dan mengulangnya lagi." :D

Yang paling penting dalam menghafal Al-Qur'an bukan seberapa cepat antum selesai, tapi seberapa setia antum dengan Al-Qur'an.

Kalau antum bener-benar setia dengan Al-Qur'an, Al-Qur'an akan datang sendiri kepada antum.

Kalau antum seneng berlama-lama dengan Al-Qur'an, Al-Qur'an akan berlama-lama dengan antum.

Kalau antum seneng berdekat-dekat dengan Al-Qur'an, Al-Qur'an akan seneng deket dengan antum.

Saya berani jamin, karena memang Allah udah jamin itu dalam surat Al-Qomar, coba cari ya ayatnya.. hehe :-)

'Wa laqod yassarnal Qur'aaana lidzdzikri fahal min muddakir' (Sesungguhnya Kami telah memudahkan Al-Qur'an untuk diingat, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?)

Mudah-mudahan Allah jadikan kita semua termasuk mereka yang rindu dengan Al-Qur'an dan Al-Qur'an pun merindukan mereka. Mereka yang tidak dilalaikan dengan perniagaan dan kesibukan mereka dari mengingat Allah.. :-)

Jumat, 11 Maret 2016

Untukmu Penghafal Al-Qur’an (Part 2)




Untukmu Duhai Penghafal Kalam Ilahi
Mari sejenak kita mengingat perbincangan berkualitas Rasulullah dan para sahabatnya suatu waktu,
“Sesungguhnya Allah memiliki keluarga dari kalangan manusia”, beliau mengawali
“Siapakah mereka, duhai Rasulullah?”,tanya mereka penasaran.
“Ahlul Qur’an, mereka itulah keluarga Allah dan staf khusus-Nya”,
Itulah dirimu yang dimaksud wahai sang pengandung Al-Qur’an
Mereka yang selalu membaca, mentadabburi, mengamalkan, mengajarkan, dan pada gilirannya nanti memperjuangkan Al-Qur’an.

Untukmu Duhai pengandung Al-Qur’an
Tahukah kau arti keluarga, kawan? Ya, keluarga adalah tempat kembali yang paling nyaman, keluarga adalah segalanya bukan?
Bukankah dalam keluarga, masing-masing berusaha memenuhi apa yang dibutuhkan lainnya?
Lalu, bayangkan jika yang menjadi keluargamu adalah Allah? Luar biasa bukan?
Apa pun yang menjadi pintamu, tentu Allah pasti akan siapkan bukan?
Apa pun yang kau butuhkan, tentu Allah pasti akan beri jaminan bukan?
Lantas, mengapa kau masih merisaukan duniamu? sementara kau adalah keluarga Allah di bumi?

Untukmu Duhai pengandung Al-Qur’an
Apakah kau tidak malu kepada-Nya yang telah menjamin semua kebutuhanmu?
Tak perlu lah kau risaukan itu semua..
Cukuplah kau risau jika ada hak Allah yang terlewat darimu
Cukuplah kau malu jika amalan harianmu berlubang-lubang tidak kontinyu
Cukuplah kau galau jika malammu berlalu begitu saja tanpa tahajjud
Cukuplah kau malu jika ada hafalanmu yang mulai memudar
Kawan, tidaklah laik bagimu menebak-nebak jodohmu, rezekimu, dan apalagi masa depanmu.
Cukuplah kau rencanakan dengan sebaik-baiknya, lalu biarkan Allah yang menjaminkannya untukmu

Untukmu Duhai Penghafal Kalam Ilahi
Bagaimana kabar malammu? Semoga ianya penuh dengan bekasan sujud, linangan air mata, dan lantunan ayat
Kalaupun ternyata malam kita masih terasa hampa..
Mungkin kita perlu banyak-banyak merenungi diri, bertanya pada diri sendiri
Dosa apakah yang membuat kita terhalangi dari lezatnya qiyamul lail?

Untukmu Duhai Pembawa Panji-Panji Al-Qur’an
Bagaimana kabar harimu? Semoga ianya penuh dengan jejak-jejak karya, tetes-tetes kerja, serta gumaman dzikir
Kalaupun ternyata hari kita masih terasa datar saja...
Mungkin kita perlu memeriksa lagi hati yang mulai bengkak, meneliti lagi niat yang terpatri. Kiranya Dosa apakah yang membuat kita terhalang dari karunia-Nya?

Untukmu Duhai Penghafal kalam ilahi
Seorang penghafal Al-Qur’an seharusnya dikenal malam harinya sebagai sosok ahli ibadah
Seolah dunia tidak sempurna jika ada malam yang terlewatkan dari tahajjud dan menelaah buku
Seolah malam adalah teman yang selalu ditunggu
Yang sayang dilewatkan begitu saja tanpa sengukan tangis, bekasan sujud, suguhan tilawah, dan tumpukan buku.

Untukmu Duhai Pengandung Kalam Mulia
Ingatlah, kekuatanmu yang sesungguhnya ada pada qiyamul lail
Ialah obat dari segala risau galau yang menimpa
Dengannya, Allah hendak berikan kepadamu derajat yang tinggi
Allah ingin membuat hatimu tunduk khusyuk pada ayat-ayat-Nya
Dia juga hendak menjadikan lisanmu lempang dalam menyampaikan Al-Qur’an
Karena sungguh Al-Qur’an ini perkataan yang berat, sangat berat
Yang seandainya diturunkan kepada gunung, tentu akan hancur tercerai berai
khusyuk gemetar bersebab takut kepada-Nya.

Untukmu Duhai Penghafal kalam ilahi
Seorang penghafal Al-Qur’an seharusnya juga dikenal dengan siangnya sebagai sosok pejuang
Pekerja cerdas yang tidak hendak menyerah kalah
Pemikir ulung yang ide-idenya dinanti
Seakan-akan ia semangat yang terus berkobar tiada ujung henti
Sambil lisannya mengucap istighfar, menaruh harap pinta dari sebagian karunia-Nya

“Ya Allah, Berilah rahmat kepada kami dengan Al-Qur’an. Jadikanlah ia imam, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagi kami. Ya Allah, ingatkanlah kami terhadap Al-Qur’an apa yang kami dilupakan darinya. Ajarkanlah kami ilmu darinya yang kami tidak mengetahuinya. Dan jadikan ia hujjah (alasan pembela) bagi kami.”




Senin, 29 Februari 2016

Mengaji, Bukan Bincang Biasa!



(Humamuddin – Mahasiswa Kedokteran 2013 FK UNS)

“Nabi mereka berujar, "Sesungguhnya Allah telah memilih pemimpinmu dan menganugerahinya ketajaman pikiran dan kekuatan fisik" – Q.S. Al-Baqoroh: 247

Untuk mengawali tulisan ini, dengan penuh khidmat, saya bawakan firman Allah yang mulia diatas. Ayat ini berkaitan dengan keadaan bani Israil yang saat itu benar-benar terpuruk, mereka terhinakan, lemah, dan tak berdaya. Lalu, mereka meminta Nabi mereka agar mengangkat seorang pemimpin dari kalangan mereka untuk mengubah keadaan yang mereka alami. Pemimpin yang mampu mengajak dan membangkitkan semangat mereka, yang mampu menyemangati mereka agar bangkit dari keterpurukan. Maka, Nabi mereka pun menunjuk seorang Thalut, pemuda papa lagi tak dikenal. Tentu saja mereka protes, bagaimana mungkin seorang pemuda macam Thalut menjadi pemimpin mereka? Apa tidak ada yang lain? Lalu, apa yang membuatnya spesial? bahkan hingga Allah sendiri lah yang memilih Thalut untuk memimpin mereka kala itu? Allah terangkan alasannya melalui lisan Nabi-Nya bahwa tiada lain tak bukan adalah karena Thalut dikaruniai intelektualitas yang bagus, bukan hanya kecerdasan horizontal saja, tapi juga keshalihan pribadi yang menjadi tolak ukur kecerdasan vertikalnya dengan Allah, dan juga Allah karuniakan dia keperkasaan fisik. Dua hal inilah yang kemudian membuatnya menjadi istimewa.
Dan saat ini, kita tentu tahu bahwa bani israil, orang-orang yahudi yang jumlahnya hanya puluhan juta, ternyata mampu memimpin hampir di segala sektor kehidupan. Jumlah mereka memang sedikit, tapi mereka menjadi pionir di bidangnya masing-masing. Seakan-akan mereka ingin membuktikan pada dunia bahwa mereka mampu bangkit dari keterpurukan yang dulu pernah mereka alami. Lihatlah nama-nama seperti Albert Einstein yang terkenal dengan e=mc2 nya, Mark Zuckeberg dengan Facebooknya, Sergey Brin dan Larry Page dengan mesin pencari Google yang dibuatnya, dan masih banyak lagi.
Lalu apa korelasinya dengan bahasan ini? Saat ini keadaan bangsa Indonesia seolah persis seperti yang pernah dialami oleh bani Israel kala itu bukan? Bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah Muslim, ternyata masih tertinggal dalam banyak hal dengan negara-negara adidaya laiknya Jepang, Australia, atau bahkan Singapura, bukankah begitu? Tentu kita perlu menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dan perlu dibenahi bukan? Maka, sebagai seorang muslim, kita perlu menilik lagi pada pedoman yang telah Allah gariskan. Ternyata Allah telah memberikan solusi untuk mengatasi keadaan ini. Solusi yang sangat sederhana dan jelas konsepnya seperti yang terkandung dalam Surat Al-Baqoroh ayat 247 diatas, yaitu ketajaman pikiran dan kekuatan fisik.
Ketika bangsa ini hendak menjadi bangsa yang memimpin peradaban dunia, maka yang pertama harus diperhatikan adalah peningkatan pendidikan, dengan cara memberikan pengajaran yang berkualitas kepada masyarakat, terutama pendidikan agama. Mereka perlu dipahamkan akan ajaran agamanya sejak usia dini sehingga generasi muda tidak merasa kebingungan, bingung mencari jati dirinya. Lalu yang kedua, yaitu menguatkan militer, cara yang paling sederhana, dengan mengajarkan pelatihan fisik sejak dini, membiasakan berolahraga, dan menjaga kesehatan jasmani sehingga mampu beraktivitas dan berkarya dengan lebih produktif.
Dua hal inilah profil minimal yang harus diupayakan oleh setiap muslim, cerdas akalnya dan tangguh fisiknya. Dalam lini apapun, insting untuk berpikir kritis ini perlu dibiasakan, juga insting untuk bersiap siaga ala militer, sigap tegap, dan berwibawa.

Mengaji, Memperbaiki Diri
Satu hal yang ingin saya bincangkan terkait dengan upaya perbaikan umat Islam di Indonesia, yaitu melalui pendidikan keagamaan, tidak perlu muluk-muluk, dimulai dengan hal yang sangat mendasar sekali. Misalnya, sudahkah orang-orang sekitaran kita bisa membaca Al-Quran dengan baik? Sudahkah mereka mampu mengaji? Sangat menyedihkan rasanya ketika mengetahui masyarakat di sekitar kita yang mengaku muslim, tapi ternyata tidak pernah membaca Al-Qur’an. Dan setelah ditelisik lebih jauh, ternyata yang menyebabkan mereka tidak membaca Al-Qur’an bukan karena mereka tidak sudi, melainkan bersebab mereka belum bisa melafadzkan aya-ayat Al-Qur’an. Subhanallah! Tentu ini menjadi ironi tersendiri, bagaimana mungkin mereka mampu memahami ajaran agamanya dengan baik, jika untuk melafadzkan Al-Qur’an saja, surat cinta dari Allah, mereka belum bisa. Tampaknya ini menjadi tugas kita bersama untuk mengentaskan buta huruf Al-Qur’an.
Saya teringat dengan pesan guru ketika akan lulus dari pesantren, “Ustadz tidak begitu bangga,” Imbuh beliau, Jika kamu jadi orang kaya kelak, tapi ustadz bangga sekali kalau kamu bisa mengajarkan Al-Qur’an, walaupun hanya menjadi guru ngaji di pelosok-pelosok desa,” Maka, saya sampaikan kepada mereka-mereka yang terus mengajarkan Al-Qur’an, para pengajar Taman Pendidikan Al-Qur’an, pengajar ngaji di surau-suaru desa, jangan sampai menganggap aktivitas mengajarkan Al-Qur’an sebagai kerjaan sampingan. Sadarlah, ini suatu pekerjaan besar. Dan bergembiralah! karena pada dasarnya saat kita mengajarkan Al-Qur’an, kita sedang mengemban tugas yang dulu pernah diemban oleh para Rasul yang mulia sebagaimana Allah abadikan dalam surat Al-Jumu’ah ayat 2, “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
Sekali lagi, pada dasarnya saat kita mengajarkan Al-Qur’an, kita sedang membangun pondasi sebuah peradaban besar. Kita sedang mengupayakan kebangkitan dan kejayaan islam yang kita impikan bersama. Mungkin kita tidak tahu kapan waktunya tiba, tapi setidaknya kita tahu bahwa kita pernah memberikan kontribusi untuk membuatnya menjadi nyata!

Bisa Mengaji, Bisa Jadi Apapun
Tertulis rapi dalam laluan sejarah, bahwa para tokoh islam yang bertebarann karyanya , apapun karya-karya mereka, mereka adalah pribadi dan sosok yang rata-rata sudah ‘beres’ dengan Al-Qur’an sejak usia dini, mereka adalah orang-orang yang bisa mengaji sejak belia. Lihatlah nama-nama yang tidak asing lagi, seperti Shalahuddin Al-Ayyubi yang mampu merebut Al-Quds, Muhammad Al-Fatih yang menaklukkan konstantinopel, Al-khawarizmi yang merumuskan aljabar, Ibnu Sina yang mengarang Al-Qonun fi Ath-Thibbnya, dan lain sebagainya. Kita juga sama-sama mengetahui bahwa dunia ini pernah berada dalam genggaman muslimin, dan itu terjadi ketika umat Islam berpegang teguh dengan Al-Qur’an. Mereka tidak hanya ‘mengaji’ dalam konteks melafalkan ayat Al-Qur’an sahaja, tapi juga ‘mengaji’ dalam arti yang lebih luas, meneliti makna-makna tersembunyi dalam Al-Qur’an, menelisik inspirasi yang terkandung di dalamnya, lalu menguji hipotesis yang mereka dapatkan sementara, hingga pada tahap selanjutnya mereka menerapkan apa yang mereka pelajari dari Al-Qur’an dalam bingkai kehidupan harian.
Pada akhirnya, saya katakan jangan terlalu mengkhawatirkan adik-adik kita, kakak-kakak kita, teman-teman kita, atau bahkan bangsa Indonesia ini akan jadi apa kelak. Kita perlu khawatir jika kelak anak-cucu kita tidak paham Al-Qur’an. kita perlu cemas jika anak cucu kita tidak mentadabburi dan tidak mengamalkan Al-Qur’an. Kita hanya perlu risau jika mereka tidak bisa mengaji. Selama mereka bisa mengaji, tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena Allah telah menjamin masa depan mereka yang mampu mengejawantahkan Al-Qur’an dalam keseharian, mengajarkan Al-Qur’an, dan pada waktunya nanti memperjuangkan Al-Qur’an, sebagaimana termaktub dalam Q.S An-Nur ayat 25, “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa...”
Sekali lagi, kita tidak perlu meragukan masyarakat kita selama mereka mampu mengaji Al-Qur’an dengan benar, mengaji dalam arti yang lebih luas tentunya, tidak sekadar melafadzkan ayat-ayat, melainkan juga yang terpenting menjadikan Al-Qur’an sebagai bagian dari perilakunya. Apapun profesi yang mereka jalani, apapun keahlian yang mereka miliki, apapun posisi yang mereka tempati, apapun jabatan yang mereka duduki, apapun itu, Insya Allah, mereka akan menjadi pribadi-pribadi yang baik, elok, dan menawan.


Selasa, 19 Januari 2016

#Serial Tips Tahfidz Keren-1



           الحمد لله العزيز الكريم, رب العرش العظيم, خالق الانسان فى أحسن تقويم, و الهادى عباده الى الصراط المستقيم, وأدخل المؤمنين في جنة النعيم, والكفار في نارالجحيم.
  الصلاة والسلام على من بعثه الله ليتمم مكارم الأخلاق, قائد الخندق, المقاتل فى الحق, وهو الذي يأكل الطعام ويمشى فى الأسواق, وهو أتقى الناس و أحسنهم خلقا وخيرهم عملا وأعظمهم درجة عند الناس وعند الله.

Amma ba’du, alhamdulillah yang dengan nikmat-Nya sempurnalah segala kebaikan. Tidak dipungkiri bahwa menghafalkan Al-Qur’an adalah cita-cita dan keinginan setiap muslim. Dan alhamdulillah, tren menghafalkan Al-Qur’an saat ini sudah menjadi kesadaran umum. Terbukti dengan menjamurnya rumah-rumah tahfidz, lembaga-lembaga tahfidz, dan komunitas-komunitas yang concern dengan Tahfidzul Qur’an. Mudah-mudahan semangat ini terus terjaga, dan mudah-mudahan ini dapat menjadi awal perubahan besar bagi bangsa ini!

Sudah sejak lama sebenarnya saya ingin menulis untuk membagikan pengalaman dan gagasan yang saya dapatkan selama belajar dan mengajarkan Al-Qur’an. Ya, hanya tulisan sederhana, tidak muluk-muluk. Gagasan-gagasan tersebut terus berkecamuk dalam pikiran saya hingga akhirnya terbersit ide untuk menulis sebuah e-book yang ringkas dan sederhana, yang nantinya bisa diakses dan dimanfaatkan oleh setiap orang.

Ebook ini adalah ebook pertama saya yang berisi tips mengetahui suatu ayat terletak pada halaman berapa dalam Al-Qur’an, dimana akan saya arahkan dalam 3 pembahasan yang singkat dan jelas. 

Kritik, saran, serta tegur sapa dari pembaca semua sangat saya harapkan. Akhir kata, mudah-mudahan Allah jadikan usaha ini ikhlas karena mengharap wajah-Nya, dan dapat menjadi pemberat timbangan amal kelak di yaumul akhir. Aamiin.

NB: Ebook #Serial Tips Tahfidz Keren-1 ini bisa didownload gratis pada link berikut (background gelap), atau link berikut (background terang)  Semoga bermanfaat!

Sukoharjo, 8 Rabi’ul Akhir 1437 H


Yang tertawan oleh dosanya,


Humamuddin

alaikalhamdu@gmail.com

Minggu, 17 Januari 2016

NASHEED RAHMAN RAHMAN, BY MISHARI RASHID AL-AFFASY


*lirik
-------------------------------------------------------------------------------
رحمن يا رحمن ساعدني يا رحمن
Rahman, ya Rahman.
Bantulah aku..Ya Rahman
اشرح صدري قرآن, أملأ قلبي قرآن, واسقي حياتي قرآن
Lapangkanlah dadaku terhadap Al-Qur’an.
Isilah hatiku dengan Al-Qur’an.
Sirami hidupku dengan Al-Qur’an
لله لله يهفو أملي لله, ولحفظِ كتابِ الله
Lillah, Lillah, Begitu mendalam keinginanku karena Allah.
Untuk Menghafalkan Kitabullah
من أولِ باسم ِ الله, للختم وللرضوان
Dari awal “Bismillah…”
Untuk khatam dan (memperoleh) Ridho Allah
رحمن يا رحمن ساعدني يا رحمن
Rahman, ya Rahman.
Bantulah aku..Ya Rahman
اشرح صدري قرآن, أملأ قلبي قرآن, واسقي حياتي قرآن
Lapangkanlah dadaku terhadap Al-Qur’an.
Isilah hatiku dengan Al-Qur’an.
Sirami hidupku dengan Al-Qur’an
يا نور يا نور, يا مــُـحكم يا تنزيل
Cahaya…Wahai cahaya.
Wahai yang sempurna, yang diturunkan...
لمحمد عن جبريل, من رب العرش دليل, للعالم والأنسان
Untuk Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, melalui Jibril
Dari Pemilik Arsy (Allah), sebagai bukti...
Bagi alam semesta dan manusia
تكبير تكبير, للحافظِ وهو صغير
Takbir!…..Takbir!....
Untuk Hafidz (yang telah belajar dan menghafalkan Al-Qur’an), sedari kecil
وضـّاء العين قرير, يحملُ فجراً ليــُـنير,
Mata menerangi dengan ketenangan dan kedamaian…
Yang membawa fajar baru, untuk menerangi
بتلاوته الأكوان
Alam semesta, dengan tilawah Al-Qur’annya
الله الله اللهم اجمعنا, بكتابك و انفعنا
Ya Allah, Ya Allah, kumpulkanlah kami..
Bersama Kitabmu,
dan Berikanlah manfaat kepada kami dengannya
واجعله لنا حصنا, وهدى أبدا وأمان
Jadikanlah (Kitabmu) Benteng bagi kami...
Petunjuk dan pembawa ketentraman yang kekal abadi…
--------------------------------------------------------------------------------------
Comment

Minggu, 23 Agustus 2015

Pengen Gak Bisa Baca Qur'an Pake Nada yang Keren??


Termasuk kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh setiap muslim adalah membaca Al-Qur'an dengan nada yang indah, karena kata Rasulullah, "Bukan golonganku siapa yang tidak nelagukan bacaan Al-Qur'an (membaca Al-Quran dengan suara yang merdu)" [HR. Bukhori]. Ya, jadi tidak sekadar bisa baca Al-Qur'an saja, tapi juga membaca dengan suara yang merdu dengan tetap memperhatikan tajwid dan tahsinnya.

Perintah Nabi untuk memperindah bacaan Al-Qur'an bukanlah tanpa alasan. Memperindah bacaan Al-Qur'an akan mendorong orang untuk mentadabburi maknanya lho. Contoh gampangnya, pas tarawih nih, kita bakalan lebih khusyu' kalau yang ngimamin suranya bagus kan? mau bacaannya sepanjang apapun kalau suaranya indah orang akan lebih betah. Ya nggak? smile :-)

Nah, entah kenapa saya sudah sering sekali ditanya orang, "Gimana ya mam caranya biar bisa baca Qur'an dengan nada bagus kayak syekh-syekh yang di murottal itu? "

Dulu ketika ada orang yang tanya seperti itu pasti selalu saya jawab, "Udah, dengerin aja murottal, berkali-kali ya, jangan lupa belajar tahsin juga.", Mesti saya jawab seperti itu. Tentu saja jawaban seperti ini kesannya 'enak di saya, tapi gak enak bagi yang nanya', hehe.. karena memang waktu itu saya belum punya solusi yang benar-benar aplikatif dan bisa diterapkan ke setiap orang.

Belum lama ini alhamdulillah, saya menemukan sedikit titik terang mengenai solusinya. Beberapa waktu yang lalu, ketika saya berada di salah satu masjid di jakarta. saya dengerin tuh tabligh akbar dari salah seorang ustadz, 2 jam panjang lebar beliau jelaskan. Hanya tentang bagaimana cara membaca Qur'an supaya enak didengar orang, hehe... Menarik!

Saya yakin semua orang pasti mampu melakukan ini, dan kalau dilakukan dengan benar, saya jamin pasti dalam waktu yang gak lama, bacaan Qur'annya akan mirip seperti nadanya syeikh-syeikh yang kita dengar di murottal itu.

Mau tahu caranya? hehe.. Biar enak saya bikin poin-poin:

1. Coba, suatu waktu dengarkan bacaan murottal yang kira-kira enak dan pas dengan suara 'antum', murottal syaikh misyari, mahir muaqly, suraim, khalifa tunaji, fahd al-kandari atau syaikh ghomidi, dll.

2. Setelah nemu yang sesuai, misalnya murottal syaikh Mahir Muaqly, download mp3 Al-Fatihahnya aja. Udah! atau kalau pengen gampang install aja aplikasi 'Ayat', kalau udah, tinggal download Al-fatihahnya.

3. Dengarkan bacaan bismillahnya kayak apa, satu ayat aja, bismillah aja! Putar sampai 40 kali. Perhatikan liak-liuk nadanya. terus ikuti, terus ikuti, terus ikuti, ulangi sampai 40 kali dalam sehari. Udah, udah, cukup. Belajarnya selesai hari ini.

4. Besoknya, dengerin lagi bacaan alhamdulillahnya kayak apa, satu ayat aja ya, jangan lebih, putar lagi, lagi, lagi sampai 40 kali. terus coba ikuti liak-liuknya sampai bener-bener mirip. Kalau belum mirip jangan berhenti nyoba. pokoknya coba terus sampai benar-benar mirip. kalau udah mirip, udahan dulu. Cukup belajarnya. Besok lagi ya!

5. Hari ketiga, dengerin lagi Ar-rahmanirrahim.. kayak gimana nadanya. putar sampai 40 kali terus, ulangi sampai bener-bener mirip.

6. Dengan cara yang sama, dalam waktu satu minggu, 'antum' bakalan sudah menguasai bacaan Al-Fatihah ala syaikh Mahir Muaqly. Insya Allah bi idznillah.

Lumayan kan? seminggu udah bisa pake nadanya syaikh mahir muaqly, minggu besoknya ganti belajar nadanya syaikh misyari misalkan, minggu depannya lagi pake syaikh sudais, dan seterusnya, dan seterusnya.

Saya yakin, kalau ini dipraktekkan dengan benar, bacaan kita akan jadi lebih bagus, ya minimal mirip-mirip lah kayak murottal, entah kw-nya yang kw berapa, hehe.. Yang penting mirip. nanti kalau udah terbiasa bisa kita modifikasi sendiri nadanya terserah kita.

Mudah-mudahan yang sedikit ini bisa memacu kita untuk terus belajar Al-Qur'an, karena ikhwah fillah.. tugas kita terhadap Al-Qur'an ternyata masih banyak. Selain membacanya, juga mentadabburinya, mengamalkan, mengajarkannya, mendakwahkannya, bahkan hingga memperjuangkannya lho. Padahal, ternyata kita saat ini masih belum beres dengan tugas pertama, yaitu membaca Al-Qur'an. Maka ini harus cepat kita selesaikan supaya kita bisa mengerjakan tugas-tugas lainnya kaitannya dengan Al-Qur'an. Kalau ini tidak segera kita selesaikan, entah kapan kita bisa selesai dengan tugas-tugas lainnya.

Ya Allah, karuniakanlah kepada kami suara yang indah sebagaimana suara Nabi Daud 'alaihis salam ketika membaca Zabur, yang mana karena suaranya, angin pun berhenti berhembus, dan gunung-gunung ikut bertasbih akan keagungan-Mu.

Ya Allah, karuniakanlah kepada kami suara yang indah sebagaimana suara sahabat Abu Musa Al-Asy'ari yang mana ketika orang mendengarkan bacaan Al-Qur'an-nya, akan semakin bertambah keimanan mereka.

Aamiin, wa 'akhiru da'wana anil hamdulillahi robbil 'alamiin.

Minggu, 21 Juni 2015

[Bacalah Terus Al-Qur'an, Walaupun Kau Tak Hafal]


Ada seseorang yang senang membaca Al-Qur'an padahal dia tidak hafal sedikitpun dari ayat-ayat Al-Qur'an yang dibacanya. Ia lalu ditanya oleh anaknya yang masih kecil, "Ayah, apa manfaatnya Engkau membaca Al-Qur'an sementara Ayah tidak menghafalnya sedikitpun?"  

"Nak, aku akan beritahu kamu rahasianya, hanya jika kamu bisa mengisi keranjang berlubang ini dengan air laut tanpa bantuan apapun." kata Ayahnya sambil menunjuk ke keranjang yang sangat kotor.

"Wah, itu mustahil, Ayah.." kata anaknya. "Keranjang ini kan fungsinya untuk ngangkut benda padat."

Sang anak lalu mengambil air laut dengan keranjang tadi dan bersegera mendatangi Ayahnya, tetapi air yang diambilnya tumpah habis semua "Tuh, kan.. Ayah, nggak ada gunanya."

"Coba ulangi kedua kalinya." kata Ayahnya. Sang anak mengambil air lagi untuk kedua kalinya, tapi ia tetap tidak bisa mendatangkan air di hadapan Ayahnya. 

Ia terus mencoba untuk kali keempat, kelima, keenam, ketujuh, dan seterusnya hingga ia merasa lelah karena kecapekan, "Ayah, ini tidak mungkin bisa diisi oleh air." katanya

"Hmm.. begitu ya, coba perhatikan! Apakah ada sesuatu yang berubah dari keranjang itu, Nak.?!" kata sang Ayah. Sang anak lalu memperhatikan keranjang tersebut..

"Ya, Ayah.. Keranjang itu sekarang terlihat sangat bersih,  padahal sebelumnya kotor sekali." 

Sang Ayah kemudian menjelaskan, "Nak, ketahuilah.. Inilah yang dilakukan Al-Quran terhadap hati dan jiwamu, Ketika perkara-perkara dunia terkadang bisa membuat hatimu kotor, Al-Quran itu seperti air laut yang akan membersihkan jiwamu, bahkan walaupun Kamu tidak hafal sesuatu darinya sedikitpun"

Yuk, Terus baca Qur'an, Usahakan bisa khatam sekali selama bulan Ramadhan. Semoga Kehidupanmu menjadi baik dengan Dzikrullah :-)

#kultumRamadhan

Senin, 09 Februari 2015

Tips Menghafal Al-Qur'an




"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk diingat, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? [QS Al-Qomar: 17, 22, 32, 40]
Assalamu'alaikum ikhwah Fillah.. Saudaraku karena Allah..

Tahukah sobat? Ayat diatas diulang-ulang penyebutannya hingga 4 kali lho dalam surat Al-Qomar, artinya apa? Al-Qur'an ini memang sangat mudah untuk diingat, sangat mudah untuk dihafalkan. Tinggal kitanya mau atau gak. Menghafal Al-Qur'an itu tidak butuh kepintaran, tidak butuh kecerdasan. 

Berapa banyak anak-anak kecil yang hafal Al-Qur'an, padahal mereka tidak tahu artinya? 
Berapa banyak saudara-saudara kita yang hafal Al-Quran, padahal secara medis punya keterbelakangan mental, punya masalah dengan daya ingatnya?
Berapa banyak pula kaum muslimin yang dikaruniai kesempurnaan jasmani, keleluasaan waktu, kecerdasan akal, keberlimpahan harta tapi 'belum' diberikan nikmat hafalan Al-Qur'an?

Itulah sebabnya kenapa Allah bilang "..Maka adakah orang yang mengambil pelajaran?" 
Sekali lagi, Menghafalkan Al-Qur'an bukan masalah 'Mampu' atau tidak, tapi 'Mau' atau tidak...

Nah, buat temen-temen yang mau menghafalkan Al-Quran, ada beberapa tips dari saya, yang mudah-mudahan bermanfaat...
Intinya kalau kita ingin sesuatu, maka harus diusahakan dengan bener-bener supaya bisa tercapai. Begitu pula kalau kita ingin menghafalkan Al-Quran, harus segera dimulai, nyicil dikit-dikit ntar lama-lama juga selesai tuh satu Al-Quran, nggak mungkin bisa langsung hafal semuanya kan? :-)

Untuk tipsnya.....

1. Luruskan Niat karena Allah dalam menghafal Quran. Ini Harus! Ingat! Siapa yang benar dalam niat dan usahanya, tiada lain bagi Allah kecuali menyempurnakan ketentuan-Nya. Siapa yang Allah lah tujuannya, Allah akan mudahkan jalannya!

2. Cari USTADZ, guru atau teman (yang punya kapabilitas bacaan Al-Qur'an baik) untuk bisa nyimak hafalan yang sudah kita hafal, ini penting banget, karena kalau kita hafalan sendiri, ntar takutnya bacaan kita banyak yang salah.

3. Cari teman atau lingkungan yang kondusif untuk nghafalin Al-Qur'an, cari KOMUNITASnya, mengapa? karena kita kan gak selamanya bisa semangat terus. Nah,, dengan punya komunitas atau temen-temen yang punya cita-cita yang sama, ketika kita baru males, nanti ada yang bisa nyemangatin atau ngingetin kita.... kalau kita nggak bisa nemuin, maka buatlah komunitas itu!

4. Usahakan minimal BACAAN Al-Qur'annya DILANCARKAN dan dibenarkan dulu, mengapa? karena kalau bacaan kita belum benar, trus kita nghafalin Al-Quran, maka hafalan kita itu juga bakal banyak salahnya. Padahal, kalau kita menghafal bacaan yang salah, untuk merubahnya itu lebih sulit daripada memulai hafalan baru... itulah pentingnya ada guru atau ustadz yang bisa ngajarin bacaan Al-Quran yang benar

5. Gunakan mushaf Al-Quran standar RASM UTSMANI yang satu juznya ada 20 halaman, jangan pake Al-Quran yang selainnya... mengapa? bukannya gak boleh, tapi memang karena Al-Quran yang formatnya satu juz 20 halaman itu lebih mudah diingat, dan ntar insya Allah kalau ada orang yang baca suatu ayat, kita bisa dengan mudah mengingat, nebak, dan langsung nentuin ayat itu ada di juz berapa, halaman berapa dari awal juz, tempatnya di kanan halaman, kiri, atas, tengah, atau bawah.. Nah, bisanya kayak gitu salah satunya juga karena ketika menghafal, pake Al-Qur'an standar ustmani.

6. Jangan lupa BERDOA sama Allah agar diberi kekuatan dan keistiqomahan. Kita bisa hafal Al-Qur'an itu juga karena izin Allah.

7. Buat TARGET kapan mau hafal Al-Quran, setahun, 2 tahun, 3 tahun, 10 tahun... atau kapan? kalau kita sehari bisa hafal satu halaman Al-Qur'an, berarti sebulan kita bisa hafal minimal 1 juz Al-Quran bi Idznillah (1 juz = 20 halaman), kalau istiqomah, setahun bisa minimal 10 juz, 3 tahun Insya Allah selesai satu Al-Quran... begitu juga kalau pengen target lebih cepat atau lebih lambat,,, bisa diatur sendiri.

8. Minta DOA dan restu kedua ORANG TUA karena do'a mereka itu sangat powerfull, Mustajab.

9. Yang gak kalah penting.... sebelum menghafal, baca dulu TERJEMAHannya, Insya Allah kalau kita baca terjemahannya dan tahu arti dari ayat yang kita hafalkan, kita bakalan lebih mudah menghafalnya dan hafalan kita akan sangat kuat dan tidak lupa-lupa

10. Hafalkan sedikit-sedikit, banyak langsung juga boleh... tapi, yang paling penting dari hafalan adalah MURAJA'AH, (baca: mengulang-ulang) hafalan karena Inti dari hafalan adalah pengulangan. Semakin banyak hafalan temen-temen, maka harus banyak juga muraja'ahnya. 

Berapa lembar idealnya muraja'ah? 

Kalau masih dalam tahap menghafal, dengan hafalan baru rata-rata 1 halaman/hari, maka idealnya adalah 1 Juz sehari, atau Minimal 10 halaman/hari.
Kalau udah selesai hafalan 30 Juz, maka idealnya muraja'ah 5 Juz/hari (Seminggu khatam) atau Minimal 1 Juz sehari (Sebulan khatam). 

Trus Gimana Solusinya Kalau Lagi Males Nghafal atau Lagi Futur?
Hehe... Memang ketika seseorang melakukan hal yang sama terus menerus, berulang-ulang, dan dalam jangka waktu yang lama, tidak menutup kemungkinan akan timbul rasa malas. Itu Wajar! Termasuk dalam menghafal Al-Qur'an, tiap hari harus nghafal, tiap hari harus muroja'ah. 

Nah, coba ketika mengalami hal seperti itu, temen-temen bayangkan gimana rasanya ntar kalau udah hafal Al-Qur'an, gimana enaknya bisa baca Al-qur'an sambil nyetir, sambil motoran, sambil jalan, sambil merem sekalipun, hehe... Coba bayangkan enaknya bisa dengan lebih mudah memahami tafsir Al-Qur'an, Belajar Qira'ah Sab'ah. Bisa ngajari ngaji, tahsin, tafsir. Coba bayangkan bagaimana kelak posisi seorang penghafal Al-Qur'an di akhirat, bagaimana derajat orang tuanya kelak di surga, dan lain sebagainya...

Trus, mulai nghafalin lagi deh, karena 'Our emotion is created by our motion and our motion is created by our emotion too!' Kalau kita ngerasa males, ya pikiran kita jadi males, tubuh kita jadi males, semuanya jadi males. Tapi kalau kita semangat, semuanya akan jadi semangat juga, Insya Allah... :))

Nah, itu tadi tipsnya... Mudah-mudahan langkah temen-temen semua untuk menghafalkan Al-Quran dimudahkan oleh Allah.... Amiin, :-) 

Wish You All The Best.....