Untukmu penghafal Al-Qur’an...
kutulis pesan ini terutama sebagai pengingat diriku yang sering alpa, juga untukmu yang menginginkan dirindu surga. Walaupun kita terpisah ruang waktu dan terbedakan oleh usia dan suku, Mudah-mudahan kelak Allah jadikan Al-Qur’an alasan pembela kita, dan Allah pertemukan kita di surga-Nya.
Untukmu wahai sang penghafal Al-Quran,
Yang sedang dan terus berusaha menghafalkan
ayat-ayat-Nya yang mulia,
Pada dasarnya saat kau mulai pancangkan ‘azm
untuk menghafal, saat itulah kau memutuskan untuk menjadi barisan pengandung
Al-Qur’an.
Maka, berapapun juz-juz Al-Qur’an yang kau
hafal, kau tetaplah seorang penghafal Al-Qur’an.
karena bagiamanapun kau akan terus berusaha
menyelesaikan hafalanmu bukan?
Lalu, apa yang menghalangimu untuk tidak siap
jika mereka tahu kaulah Sang Pengandung Al-Qur’an itu?
Bukankah memang itu kau?
Bukankah seharusnya kau bangga dengan yang
ada padamu?
Untukmu penghafal kalam ilahi,
Yang terus melisankan tilawah merdumu dengan
segenap kesungguhan hati,
Yang terus berusaha menyempurnakan laku-laku
agar sesuai dengan ayat yang dibaca,
Pada dasarnya saat kau ber-azm untuk
menghafalkan kitabullah, saat itulah kau memutuskan untuk menerima amanah
sebagai penjaga Al-Qur’an.
Lalu, mengapa kau masih malu-malu menyembul
keluar menampakkan identitasmu sebagai pengemban Al-Qur’an? Bukankah kau adalah
keluarga dan staf khusus Allah di bumi?
Bukanlah sekarang waktumu untuk
menunduk-nunduk bersembunyi.
Sekaranglah saatnya kau keluar dari peraduanmu,
lihatlah! umat begitu membutuhkan kehadiranmu.
Untukmu duhai pelantun Al-Qur'an di saat ramai dan senyap..
Yang terus berusaha menjaga dari
yang tidak semestinya dilayangkan pandang,
Bukankah Allah telah mengangkat derajatmu
dengan Al-Qur’an?
Lalu, Apa yang menghalangimu untuk ragu
melangkah, menapaki tapak-tapak kehidupan ini dengan sigap tegap?
Bukanlah saatnya untuk terus diam dan menaruh
malu di hadapanmu, itu bukan jiwamu!
Sekaranglah saatmu menaruh malu di bawah kaki, kaulah yang mereka tunggu.
Maka mari bersama memunculkan diri, membangun
lekatan citra diri kita di hadapan Allah, agar Dia memberikan lekatan citra
diri kita di hadapan manusia.
Untukmu wahai yang selalu menetapi tartil dalam bacaan Al-Qur'anmu..
Yang seluruh penjuru langit dan bumi bahkan iri
terhadap sesuatu pada dirimu...
Yang terus berusaha menjaga tanganmu agar tidak
menyentuh yang tidak selayaknya diletakkan sentuhan.
Apakah yang masih menggelayut di pikiranmu
hingga kau tidak percaya diri?
Bukanlah sekarang saat yang tepat untuk menyendiri, bergumul dengan keshalihan diri.
Bukankah kau tidak rela jika kau
mutiara, sementara sekelilingmu tetap gelap gulita?
Untukmu wahai penghafal Al-Qur’an..
Yang terus berusaha agar Al-Qur’an tidak
hanya di lisanmu, tapi juga merasuk dalam sanubarimu, dan mengakar dalam jiwamu
Ingatlah anugerah yang diberikan Allah padamu
berupa hafalan Al-Qur’an..
Ingatlah, bukan sekarang saatnya
meneguk-neguk pujian itu.
Sekaranglah waktumu untuk berkuah peluh
dengan aksi terbaikmu, lihatlah! mereka butuh pengajaranmu. Sesungguhnya
balasanmu sudah disiapkan di sisi Rabb Yang Maha Tinggi.
Untukmu penghafal kalam ilahi,
Yang selalu berusaha menjaga hatimu dari tempelan
noda-noda yang tak perlu,
Yang bahkan Allah sendiri lah yang telah
mengkhususkanmu..
Bukankah kau tahu, siapa yang beramal
karena selain Allah maka ia telah berbuat syirik?
Bukankah kau tahu, siapa yang tidak beramal karena manusia maka ia telah berbuat riya’?
Maka, apakah yang membuatmu masih terlihat
bimbang jika manusia mengetahuimu..
Ini bukanlah soal riya’ dan ajang berbangga
diri kawan..
Ini soal menjaga keikhlasan dalam beramal.
Untukmu, wahai penghafal Al-Qur’an,
Yang terus berusaha menjaga agar langkah kakimu
tidak berbelok kepada yang bukan semestinya dituju
Yang selalu memohonkan ampunan Rabb-mu untuk
seluruh muslimin..
Bukankah kau tahu bahwa memang syaithan itu
sang penggoda?
Bukankah ia yang berbisik agar kau tak jadi
beramal dengan dalih supaya tidak ujub, riya' maupun sum’ah?
Maka, buanglah jauh-jauh bersitan pikiran itu,
mintalah perlindungan kepada-Nya, dan munculkanlah dirimu ke permukaan, sambil
terus membawa panji Al-Qur’an
Untukmu, wahai penghafal kalam ilahi,
Yang terus memupuk lekatan citra diri dengan
akhlak Rasulullah,
Bukankah beliau sudah dikenal Al-Amin sejak
sebelum di utus menjadi Rasul?
Seandainya beliau berpikir khawatir berbuat
riya’ kala itu, tentu beliau tidak akan dijuluki Al-Amin bukan?
Itulah yang disebut ‘branding’ diri, jauh
dari sekadar pencitraan semata..
Itulah yang disebut berdakwah dengan
penampilan, dengan kepribadian
Ingatlah, melakukan branding diri ini bukanlah
yang kita tuju,
Ianya hanyalah sarana agar kebaikan yang kita
seru menggaung lebih besar
Ianya hanyalah wasilah agar keshalihan
pribadi yang kita dakwahkan lebih mudah diterima manusia.
Maka, mari bersama kita membangun branding
itu, sesuai dengan bidang yang kau tekuni, profesi yang kau jalani, posisi yang
kau tempati, dan keahlian yang kau miliki.
Untukmu duhai pembawa panji-panji Al-Qur'an
Bukankah kau sudah sadar sekarang, bahwa mewujudkan
branding diri tidak bisa serta merta begitu saja?
Bukankah kau sudah sadar sekarang, bahwa kau
tidak bisa terus menerus menyembul malu-malu seperti mentari pagi hari?
Bukankah kau sudah sadar sekarang, bahwa kau
tidak bisa terus terlelap menidurkan diri, menjauhi khalayak ramai?
Ya, inilah saatnya bagimu menunjukkan aksi
nyatamu..
Kaulah yang mereka damba, kaulah yang mereka
tunggu..
"Ya Allah, jadikanlah Al-Qur'an hujjah alasan pembela bagi kami, bukan hujjah alasan pemberat atas kami"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar